Icon 654
Dec, 2020

Sabar Agar Harmonis

Author
Kerohanian 2020/2021

Sabar Agar Harmonis

Keterlambatan pada suatu janji adalah hal yang biasa. Meskipun demikian, tentunya keterlambatan bisa menjengkelkan orang yang sudah menunggunya. Padahal, kalau ingin dipikir lebih mendalam, segala kondisi sebenarnya seperti telapak tangan yang dapat dilihat berbeda dari dua sisi, sisi gelap dan sisi terang. Demikian pula dengan keterlambatan.

Daripada marah-marah yang dapat meningkatkan tekanan darah secara drastis, lebih baik ketika menghadapi keterlambatan, seseorang dapat saja merenungkan resiko tersebut sebagai upaya untuk melatih kesabaran. Dengan demikian, ketika seseorang mampu mengendalikan diri, maka ia telah maju batinnya. Ia telah menjadi orang sabar. Ia menjadi orang yang siap menghadapi kenyataan. Ia sadar bahwa sebesar apapun kemarahan yang ia tumpahkan, ia tidak akan dapat mengubah kenyataan bahwa ada orang yang terlambat. Oleh karena itu, suka atau tidak suka jelas sangat tergantung pada pikiran sendiri. Seseorang akan mampu mengubah pikiran agar sesuai kenyataan, batinnya akan menjadi tenang, sabar dan hidup juga terasa bahagia.

Agar memperjelas keterangan tentang manfaat kemampuan mengubah cara berpikir, maka berikut ini akan disampaikan satu cerita. Dalam suatu perjalanan kereta api terdapat seorang pria yang sedang membaca koran. Duduk di depannya ada seorang anak kecil kira-kira umur 2 tahun yang berpergian dengan ayahnya. Si anak yang baru beranjak besar itu sangat lincah dan seolah tidak ingin diam walau sejenak. Ia melompat ke sana dan ke sini. Orang yang sedang membaca koran itupun merasa terganggu karena korannya sering ditarik-tarik bahkan anak itu kadang melompat ke pangkuannya. Pria ini berusaha bersabar. Namun, karena ia merasakan gangguan terus menerus, maka kesabaran pun mencapai batas. Ia menegur secara halus bapak yang bersama anak tersebut. Ia mengatakan : ”Pak, anak bapak pintar ya, mau baca koran terus.” Bapak tersebut karena mempunyai perasaan yang halus, ia menyadari bahwa anak tersebut telah mengganggu orang lain. Ia kemudian berkata: “Maaf Pak.Anak ini belum tahu bahwa kami berdua menumpang kereta api karena hendak mengunjungi ibunya yang baru saja meninggal akibat kecelakaan lalu lintas pagi ini.” Lelaki yang sedang membaca koran itu terkejut dengan keterangan yang baru saja didengarnya. Ia kemudian langsung berubah pikiran. Ia sekarang justru timbul rasa kasihan dengan anak yang belum mengetahui bahwa ibunya baru saja meninggal dunia. Seketika hilang sudah kejengkelan terhadap anak itu. Ia sekarang justru berusaha menghibur dan mendudukkan anak itu di pangkuannya. Inilah kecepatan perubahan pikiran yang langsung mengubah suasana batin juga.

Dalam kehidupan ini, seseorang juga sering dihadapkan dengan berbagai kesulitan. Kesulitan ekonomi, rumah tangga maupun berbagai hal lainnya. Seseorang belum tentu mampu mengatasi berbagai kesulitan itu, namun apabila berusaha, ia pasti mampu mengubah pola pikirnya agar dapat menyesuaikan diri dengan kesulitan yang tengah dihadapinya.

Satu contoh sederhana adalah menghadapi kemacetan lalu lintas. Kalau hanya memikirkan waktu yang terbuang akibat lambatnya arus lalu lintas, maka tentu timbul kejengkelan. Namun, kalau memikirkan bahwa kemacetan lalu lintas dapat menjadi kesempatan untuk mendengarkan Dhamma dari sound system mobil, maka kemacetan menjadi kondisi positif serta membahagiakan. Mungkin sebelum ia selesai mendengarkan satu ceramah Dhamma, kemacetan lalu lintas sudah mulai mencair. Semua ini tentu sangat tergantung dari cara berpikir setiap orang.

Dalam masyarakat Buddhis, pembacaan paritta dipercaya dapat menghasilkan kebahagiaan seperti yang diharapkan. Terwujudnya kebahagiaan ini karena selama seseorang membaca paritta, ia akan selalu mengarahkan pikiran, ucapan, serta perbuatannya pada kebajikan. Dengan demikian, kebajikan yang ia lakukan dapat mengkondisikan kamma baik yang lain berbuah sesuai dengan harapan. Selain membaca paritta, maka bentuk kebajikan lain yang dapat dilakukan adalah berusaha melatih kesabaran. Latihan kesabaran ini akan mampu menciptakan keharmonisan, persatuan serta kebahagiaan dalam keluarga. Dengan latihan kesabaran, semua masalah rumah tangga dapat dihadapi tanpa mendahulukan emosi. Masing-masing anggota keluarga dapat menyadari tugas dan kewajibannya. Dengan demikian, tidak akan ada perasaan ingin menonjolkan jasa melebihi anggota keluarga yang lain.

Semua kenyataan pasti ada hikmahnya yang dapat dijadikan pelajaran untuk meningkatkan kualitas hidup setiap anggota keluarga.

Adapun untuk meningkatkan kualitas kesabaran antar anggota keluarga, paling tidak diperlukan dua pengertian yang perlu dimiliki yaitu : Pertama,bahwa semua kenyataan baik maupun buruk pasti ada hikmahnya. Dengan pola piker seperti ini maka keluarga akan selalu mendapatkan pelajaran untuk maju dan kekurangan untuk dihindari. Tidak ada lagi waktu yang terbuang hanya untuk membanggakan masa lalu ataupun menyesali kesalahan yang sudah terjadi. Kedua, biasakan diri untuk memikirkan : “ Bagaimana kalau seandainya saya menjadi dia? “ Dengan pemikiran seperti ini, seseorang akan menjadi lebih memiliki tenggang rasa. Ia tidak akan mengeluarkan kata yang menyakitkan karena ia sendiri tidak ingin disakiti. Ia akan selalu membantu orang lain karena ia pun senang apabila dibantu mengatasi kesulitan. Ia juga akan bersabar pada orang lain karena ia mengetahui bahwa setiap orang tentu mempunyai kesulitannya masing-masing. Dengan pemikiran seperti ini maka orang akan lebih bisa menerima kesulitan dan kekurangan orang lain. Ia tidak akan mudah marah kepada orang yang berada di lingkungannya. Kesabaran akan menjadi dasar timbulnya kehamornisan dalam keluarga maupun masyarakat.

Setelah mampu memahami kesulitan dan kekurangan orang lain, maka barulah dipikirkan untuk memperbaikinya agar di masa depan ia tidak melakukan kesalahan yang sama. Pemikiran semacam ini jelas timbul karena adanya kebijaksanaan bukan kebencian. Pemikiran ini akan menghasilkan pengarahan yang pasti bukan hanya sekedar melampiaskan kemarahan atas kekurangan orang lain. Pemikiran ini pula yang akan menjaga keharmonisan dalam hubungan antar pribadi walau pernah terjadi kekurangan dan kesalahan.

Disebutkan dalam Dhammabahwa kesabaran adalah praktek pertapaan yang tertinggi. Kesabaran memang sulit dilaksanakan, namun bukan berarti tidak mungkin dilaksanakan. Dengan latihan bertahap, maka kesabaran pasti dapat dimiliki. Ketika seseorang mampu bersabar kebahagiaan pasti dapat dirasakan, keharmonisan juga dapat diwujudkan.

Kesabaran bukan seperti perabot rumah tangga yang harus dibeli. Kesabaran dapat diperoleh secara gratis karena ada dalam diri sendiri. Namun kesabaran perlu dibangkitkan dengan latihan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesabaran dalam diri adalah dengan berlatih meditasi. Salah satu obyek meditasi yang mudah dipergunakan adalah mengucapkan berulang-ulang dalam batin kalimat ‘ Semoga semua makhluk berbahagia ‘. Dengan demikian, ketika seseorang menemukan kekurangan orang lain, secara otomatis akan timbul dalam batinnya harapan agar dia dan semua makhluk berbahagia. Ia menjadi mudah menerima kekurangan orang lain. Ia bahkan dapat membimbingorang tersebut untuk memperbaiki kekurangannya. Sikap mental yang baik dan mampu bersabar seperti inilah yang menjadi kebutuhan penting timbulnya keharmonisan dalam masyarakat.

Ketika seseorang menemukan kekurangan orang lain, secara otomatis akan timbul dalam batinnya harapan agar dia dan semua makhluk berbahagia.

Semoga semua makhluk baik tampak maupun tidak tampak memperoleh kebaikan serta kebahagiaan sesuai dengan kondisi kammanya masing-masing.

Sabbe satta bhavantu sukhitatta.

Sumber: https://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/sabar-ag...